Please wait
Apa itu Penyakit Kencing manis / Diabetes Melitus ?
Suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal secara menahun. Sebutan glukosa darah sering dikenal oleh masyarakat dengan gula darah (Kemenkes RI, 2019).
Apa saja Tipe Penyakit kencing manis/diabetes mellitus?
a. DM tipe 1 : DM yang disebabkan tidak adanya produksi insulin sama sekali.
b. DM tipe 2 : DM yang disebabkan tidak cukup dan tidak efektifnya kerja insulin.
c. DM Gestasional : DM yang terjadi saat kehamilan.
d. DM tipe lainnya : DM tipe lain yang disebabkan oleh pemakaian obat, penyakit lain-lain, dan sebagainya.
banner
Apa saja gejala penyakit kencing manis / Diabetes Mellitus
a. Gejala Utama (klasik)
1. Sering Kencing
2. Cepat Lapar
3. Sering haus

b. Gejala Tambahan:
1. Berat badan menurun cepat tanpa penyebab yang jelas.
2. Kesemutan.
3. Gatal didaerah kemaluan wanita.
4. Keputihan pada wanita.
5. Luka sulit sembuh.
6. Bisul yang hilang timbul.
7. Penglihatan kabur.
8. Cepat lelah. - Mudah mengantuk.
9. Impotensi pada pria.
(Kemenkes RI, 2019)
banner
Faktor Resiko kencing manis / Diabetes Mellitus
1. Kegemukan (Berat badan lebih /IMT > 23 kg/m2) dan Lingkar Perut (Pria > 90 cm dan Perempuan > 80cm)
2. Kurang aktivitas fisik
3. Dislipidemia (Kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl, trigliserida ≥250 mg/dl)
4. Riwayat penyakit jantung
5. Hipertensi/ Tekanan darah Tinggi (> 140/90 mmHg)
6. Diet tidak seimbang (tinggi gula, garam, lemak dan rendah serat) (Kemenkes, 2019)
banner
Komplikasi kencing manis / Diabetes Mellitus
Diabetes melitus memiliki berbagai komplikasi menurut WHO dibedakan dalam beberapa klasifikasi sebagai berikut (World Health Organization, 2020):
Komplikasi mikrovaskular (Komplikasi yang menyerang pembuluh darah kecil) Komplikasi kencing manis dengan durasi lama dan kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat mengakhibatkan kerusakan lebih dari 1 organ, yang menyebabkan kerusakan pada mata, kerusakan ginjal, kerusakan pada saraf, dan penyembuhan luka lama
Komplikasi makrovaskuler (penyumbatan pada pembuluh darah besar seperti di jantung dan diotak) kencing manis adalah: penyakit jantung koroner (PJK) penyakit serebrovaskular (sekelompok kelainan yang mempengaruhi pembuluh darah dan suplai darah ke otak) dan penyakit pembuluh darah Komplikasi tersebut menjadi penyebab utama peningkatan pada penderita kencing manis
banner
Pencegahan Komplikasi kencing manis / Diabetes Mellitus
Pencegahan komplikasi diabetes menurut WHO. Berikut langkah-langkah untuk mencegah komplikasi diabetes adalah:
1. Mencapai dan menjaga berat badan (indeks massa tubuh atau IMT normal antara 18,5 hingga 24,9 kg/m2). Cara menghitung IMT adalah berat badan dibagi dengan tinggi badan kuadrat
2. Kurang olahraga atau aktivitas fisik setidaknya 30 menit olahraga ringan setiap hari
3. Makan makanan yang sehat, hindari gula dan lemak jenuh berlebihan
4. Tidak merokok
banner
Cara Pemberian Insulin
1. Persiapkan insulin dengan baik, lepaskan tutup pada pen insulin, serta memasang jarum pada pen dengan baik dan tepat apabila belum terpasang.
2. Hilangkan kertas pembungkus pada jarum serta memutar jarum ke arah yang tepat.
3. Setelah langkah 1 dan 2, pastikan memeriksa apakah masih ada sisa udara di dalam pen.
4. Mengaktifkan tombol dosis insulin dan memutar dosis sesuai dengan dosis atau takaran pasien.
5. Memilih lokasi pada bagian tubuh yang akan disuntikkan biasanya pada bagian bawah lemak, sub kutan, di bawah perut, atau lipatan perut, paha luar, atau lengan atas.
6. Memulai suntikan dengan teknik mencubit lokasi yang akan disuntik, lalu secara perlahan lahan menekan dengan 4 jari ke dalam pen insulin dan memastikan dengan menghitung selama 10 detik untuk insulin agar terserap masuk dan tidak ada sisa.

panduan yang diberikan American Diabetes Association mengenai cara penyimpanan insulin yang baik dan benar: American Diabetes Association. (2020)
1. Insulin ini biasanya disimpan di dalam lemari pendingin atau kulkas. Namun pada saat disuntikkan dalam kondisi dingin memang mungkin insulin dapat terasa lebih perih. Oleh karena itu, insulin ini dapat juga disimpan dalam suhu ruangan walaupun daya tahannya mungkin akan menjadi lebih cepat yaitu hanya satu bulan.
2. Jangan membiarkan insulin berada dalam suhu yang terlalu panas atau dingin.
3. Jangan pernah tinggalkan insulin di dalam kendaraan beroda empat, pada daerah yang terkena matahari secara langsung, ataupun pada lemari pembeku (freezer).
4. Selalu memeriksa tanggal kadaluarsa insulin yang terdapat pada kemasan botol atau suntikannya. Jangan pernah menggunakan insulin yang sudah kadaluarsa.
5. Selalu memeriksa kondisi cairan insulin sebelum disuntikkan ke dalam tubuh. pastikan insulin tidak rusak dan tampak sebagaimana harusnya (Kemenkes RI, 2019).
banner
Penyimpanan insulin yang baik dan benar menurut American Diabetes Assocication
4 tips penyimpanan insulin
Tip 1, penyimpanan insulin. Insulin yang dibuka pada suhu kamar selama maksimal 28 hari.
Tip 2,jangan pernah tinggalkan insulin didalam kendaraan beroda empat, pada daerah yang terkena matahari secara langsung ataupun pada lemari pembeku (freezer).
tip 3, aman obat, selalu memeriksa tanggal kadaluarsa insulin yang terdapat pada kemasan botol atau suntikannya. Jangan pernah menggunakan insulin yang kadaluarsa
tip 4, priksa kembali. Selalu memeriksa kondisi cairan insulin sebelum disuntikan ke dalam tubuh. Pastikan insuin tidak rusak dan tampak sebagaimana harusnya. (Kemenkes RI, 2019). DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes. (2019). Faktor Risiko Penyakit Diabetes Melitus (DM)-Faktor Risiko yang Bisa Diubah. P2PTM Kemenkes RI.
American Diabetes Association. (2020). 2. Classification and diagnosis of diabetes: Standards of Medical Care in Diabetes-2020.
banner
Management kencing manis / diabetes mellitus
Diabetes mellitus dilakukan dengan cara pengaturan makanan, time management, jumlah kalori ditentukan menurut (umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan dan aktivitas). Hindari penggunaan sumber karbohidrat sederhana/mudah diserap seperti : gula pasir, gula jawa dan sirup.
Tip 1, rencanakan jumlah karbohidrat masuk dan aktivitas yang dilakukan
Tip 2, antaralain:
Jumlah kalori ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan dan aktivitas
Batasi penggunaan karbohidrat kompleks seperti : Nasi, lontong, roti, ketan, jagung, kentang, dll.
Hindari penggunaan sumber karbohidrat sederhana / mudah diserap seperti gula pasir, gula jawa, sirup, selai, manisan, buah-buahan, susu kental manis, minuman botol ringan, dodol, es krim, kue-kue manis, bolu, tarcis, abon, dendeng, dan sarden
tip ke 3, lakukan aktivitas fisik dengan durasi minimal 30 menit sehari, 3 hingga 4 kali dalam seminggu
tip ke 4 hindari minum-minuman yang mengandung alkohol, susu kental manis, soft drink, eskrim, dan yogurt
banner
Deteksi Dini Tanda Bahaya Pemakaian Insulin
1. Kadar gula darah rendah (Hipoglikemi)
• Tanda: kadar gula darah di bawah 70 mg/dL (3,9 mmol/L)
• Gejala: gemetar, berkeringat, pusing, pandangan kabur, mual, detak jantung cepat dan rasa lapar yang berlebihan.
2. Perubahan jaringan lemak (Lipodistrofi)
Lipodistrofi adalah ketika ada masalah dengan distribusi lemak dalam tubuh. Ada dua jenis lipodistrofi yang dapat disebabkan insulin:atrofi lipo (hilangnya lemak atau lubang di kulit) atau hipertrofi lipo (pembesaran lemak atau kulit menebal).
3. Alergi Insulin
• Gejala: muncul ruam, gatal, bengkak, atau sesak napas setelah menyuntikkan insulin.

Referensi:
Akinci, B., et al. (2018). Lipodystrophy syndromes: Presentation and treatment. Endotext. American Diabetes Association. (n.d.). Hypoglycemia (low blood glucose).
banner
Cara Perawatan Diri Penderita Kencing Manis
Pencegahan luka diabetik pada penderita diabetes melitus sangat penting untuk mencegah komplikasi serius seperti infeksi dan amputasi. Berikut adalah beberapa langkah perawatan diri yang dapat dilakukan untuk mencegah luka diabetik:
1. Kontrol Gula Darah yang Baik
Pastikan kadar gula darah selalu dalam rentang yang dianjurkan oleh dokter. Pemantauan rutin dan pengelolaan dengan diet, obat-obatan, dan aktivitas fisik sangat penting.
2. Pemeriksaan Kaki Rutin
Periksa kaki setiap hari untuk mendeteksi adanya luka, lecet, bengkak, kemerahan, atau perubahan warna kulit. Gunakan cermin jika perlu untuk melihat bagian bawah kaki.
3. Perawatan Kaki yang Tepat
-Cuci kaki setiap hari dengan air hangat (tidak panas) dan sabun ringan. Keringkan dengan lembut, terutama di antara jari-jari.
-Gunakan pelembab pada kaki untuk mencegah kulit kering, tetapi hindari area di antara jari-jari untuk mencegah kelembaban berlebih yang dapat menyebabkan infeksi.
4. Potong Kuku dengan Benar
Potong kuku kaki lurus dan tidak terlalu pendek untuk mencegah luka pada kulit di sekitar kuku. Jika sulit, minta bantuan tenaga medis atau ahli perawatan kaki (podiatris).
5. Gunakan Alas Kaki yang Tepat
-Pilih sepatu yang nyaman dan pas di kaki, dengan ruang cukup untuk jari-jari bergerak. Hindari sepatu dengan ujung sempit dan hak tinggi. Sepatu ortopedi dapat direkomendasikan untuk beberapa penderita.
-Selalu pakai kaus kaki bersih dan kering. Pilih bahan yang menyerap keringat, seperti katun atau wol.
6. Hindari Trauma pada Kaki
-Jangan berjalan tanpa alas kaki, bahkan di dalam rumah, untuk mencegah cedera.
-Periksa sepatu sebelum dipakai untuk memastikan tidak ada benda asing di dalamnya.
7. Perawatan Luka dengan Cepat dan Tepat
-Jika menemukan luka atau lecet, segera bersihkan dengan air bersih dan sabun ringan. Tutup dengan perban steril dan ganti perban setiap hari.
-Hindari penggunaan obat atau salep tanpa konsultasi dengan dokter.
8. Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Rutin
Kunjungi dokter secara teratur untuk pemeriksaan kaki dan kesehatan umum. Beri tahu dokter jika ada perubahan pada kaki atau gejala lain yang mengkhawatirkan.
9. Jaga Kebersihan dan Kesehatan Kulit
-Hindari penggunaan produk yang dapat mengiritasi kulit seperti losion dengan alkohol atau wewangian kuat.
-Perhatikan kondisi kulit lainnya seperti kapalan atau kalus yang dapat menyebabkan luka jika tidak dirawat dengan baik.

Sumber: Nather A, Cao S, Chen JLW, Low AY. Prevention of diabetic foot complications. Singapore Med J. 2018 Jun;59(6):291-294. doi: 10.11622/smedj.2018069. PMID: 29974120; PMCID: PMC6024219.
banner
Aktivitas fisik yang aman pada pasien diabetes mellitus
sebelum memulai program latihan, pasien diabetes mellitus harus konsultasi dengan dokter mereka untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi kesehatan mereka. dokter dapat membantu mereka menentukan jenis latihan yang aman dan sesuai untuk penderita
1. Latihan aerobik: Latihan aerobik seperti jogging, bersepeda, atau berenang dapat membantu mengurangi risiko komplikasi diabetes seperti penyakit jantung dan stroke. Namun, pasien diabetes harus memastikan bahwa mereka melakukan latihan dengan intensitas yang sesuai dan tidak terlalu berat untuk tubuh mereka
2. Latihan kekuatan: Latihan kekuatan seperti push-ups, sit-ups, atau latihan dengan berat dapat membantu meningkatkan kekuatan dan keseimbangan, serta mengurangi risiko cedera. Namun, pasien diabetes harus memastikan bahwa mereka melakukan latihan dengan teknik yang benar dan tidak terlalu berat untuk tubuh mereka
3. Latihan fleksibilitas: Latihan fleksibilitas seperti stretching dapat membantu meningkatkan fleksibilitas dan mengurangi risiko cedera. Pasien diabetes harus memastikan bahwa mereka melakukan stretching dengan teknik yang benar dan tidak terlalu keras untuk tubuh mereka
4. Latihan kaki: Latihan kaki seperti senam kaki dapat membantu meningkatkan keseimbangan dan mengurangi risiko cedera. Pasien diabetes | harus memastikan bahwa mereka melakukan latihan dengan teknik yang benar dan tidak terlalu berat untuk tubuh mereka
5. Latihan yang dapat dilakukan di rumah: Pasien diabetes dapat melakukan latihan yang dapat dilakukan di rumah seperti yoga, stretching, atau latihan kekuatan ringan. Hal ini dapat membantu mereka meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi risiko komplikasi diabetes

sumber :
Lontoh, S. O., Tirtasari, S., & Hutagaol, N. M. (n.d.). EDUKASI PENTINGNYA AKTIVITAS FISIK BAGI PENDERITA DIABETES MELITUS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI gaya hidup yaitu terkait aktivitas fisik . Manajemen gaya hidup yang memadai memberikan sedentary life style serta kurang suka berolahraga . ( Lontoh , 2020 ). Pembatasan kegiatan selama untuk meningkatkan kesadaran melakukan olahraga dan aktifitas fisik . Kegiatan edukasi kesehatan. 877–882.
banner
Penatalaksanaan kencing manis / Diabetes Mellitus
Macam-Macam Terapi Insulin:
1.⁠ ⁠Short-Acting Insulin (Insulin Kerja Pendek):
Kapan digunakan: Biasanya diberikan sebelum makan untuk mengontrol lonjakan gula darah yang terjadi setelah makan.
Cara kerjanya: Mulai bekerja dalam waktu 30-60 menit setelah injeksi, mencapai puncak efektivitas dalam 2-4 jam, dan bekerja selama sekitar 5-8 jam.
Contoh: Insulin reguler (regular insulin).
2.⁠ ⁠Basal (Long-Acting) Insulin (Insulin Kerja Panjang):
Kapan digunakan: Digunakan sekali atau dua kali sehari untuk menjaga kadar gula darah stabil sepanjang hari dan malam.
Cara kerjanya: Mulai bekerja dalam beberapa jam setelah injeksi, tidak memiliki puncak kerja yang jelas, dan bekerja hingga 24 jam atau lebih.
Contoh: Insulin glargine, insulin detemir.
3.⁠ ⁠Premixed Insulin (Insulin Campuran):
Kapan digunakan: Digunakan dua atau tiga kali sehari sebelum makan untuk mempermudah pengaturan kadar gula darah.
Cara kerjanya: Merupakan kombinasi dari dua jenis insulin, satu yang bekerja cepat atau pendek dan satu yang bekerja menengah, sehingga membantu mengontrol gula darah baik setelah makan maupun sepanjang hari.
Contoh: Campuran insulin lispro/insulin lispro protamine, campuran insulin aspart/insulin aspart protamine.
Jenis-jenis insulin ini membantu penderita diabetes mengontrol kadar gula darah dengan cara yang sesuai dengan pola makan dan aktivitas mereka sehari-hari (Silver et al., 2018)
banner